Senin, 21 Maret 2011

PUISI KENIKMATAN CINTA

(Kidung Agung 7:1-13)


Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu, puteri yang berwatak luhur! Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan, karya tangan seniman.

Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.

Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang.

Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.

Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya.

Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.

Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya.

Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.

Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.

Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar!

Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!

Semerbak bau buah dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!


(Firman Tuhan atau rangsangan sex?)


Tambahan tentang coitus interuptus (onani) dalam Alkitab:

Kitab Kejadian:

38:8 Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu."

38:9 Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.

(Firman Tuhan atau buku sex?)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kok iso ngono yo...? sopo sing nulis kuwi?

Posting Komentar

Prev Home

Related Post